Alangkah mudahnya jika kalian ternyata menjadi bintang, jika rindu hanya perlu menatap langit.
Menulis surat seperti ini terlihat sangat konyol....err...., tapi siapa tahu suatu saat bisa ku kirim... :)
Kepada Ibunda Tercinta
di Tempat paling istimewa.
Ibu,tahukah kau aku telah menjadi dewasa (kurasa..) jauh berbeda dari terakhir kau melihatku, 3 tahun yang lalu, dimana seluruh keegoisanku mampu menghancurkanmu, keenggananku merapuhkanmu.. yang hingga kini hanya mampu kusesali karna maaf itu tak pernah sempat kubagi padamu, aku terlalu sombong dengan kasih sayangmu, berpikir tanpa maaf kau akan selalu menyayangiku. Dan tentu saja, memaafkanku dalam diam atas kesalahan yang ku abaikan....
Ibu, sedikit sulit bagiku untuk melangkah sendiri.. selama 3 tahun ini aku tertatih, berusaha menyusun mimpiku sendirian. Bukannya aku tak menyerap tentang kemandirian yang kau dan ayah ajarkan, hanya saja aku tak bisa menutup mata dan telinga saat melihat orang tua teman-temanku mendukung anaknya, aku pun ingin mendengar kalian mengatakan hal serupa seperti:
"nak.. semua keputusan ada di tanganmu karna engkaulah yang menjalaninya. Tapi kau selalu tahu kami selalu di belakangmu, mendo'akan dan mendukungmu.. majulah..tak ada yang perlu kau khawatirkan.."
Atau bahkan ini:
"Terserahlah, ayah dan ibu cuma bisa kasih restu." (ini agak gak enak..haha.. -,-")
Aku hanya menginginkan restu kalian, karena ini tak seperti lego yang dulu kau belikan. Aku hanya membutuhkan imajinasiku untuk membuat entah itu robot, truk, atau rumah. Jika pada akhirnya aku malah tidak membuat bentuk apapun, aku hanya perlu membongkarnya dan menyusunnya kembali tanpa perlu khawatir akan ada yang kecewa karena aku ternyata tidak membuat apa-apa. Namun ini hal yang berbeda, sedikit saja fondasiku melenceng lalu kutemukan akhir yang tidak kuharapkan, aku tidak bisa begitu saja membongkarnya karena ini dibangun dari pengorbanan orang banyak, sedikit saja di bongkar maka aku secara tidak langsung akan menyakiti mereka. Karenanya, pada setiap langkah yang ku ambil terselip ribuan rasa takut. Tak dapat kupungkiri, aku membutuhkan kalian... (sangat..) setidaknya, dengan restu kalian aku akan dapat melangkah dengan lebih berani.
Bu, tahukah kau ketika semua hal di dunia ini mulai sangat tidak ramah, aku hanya ingin membenamkan diri pada kedua lenganmu? sama seperti saat aku merasa takut kala menemukan diriku terbangun sendirian di kamar saat pertama kali aku memiliki kamar sendiri. Aku tidak peduli apapun, aku hanya ingin memelukmu ibu hanya itu... jadi.. bisakah kau pulang sejenak untukku?
Bu, apa ayah disampingmu? ah pasti iya.... Mm.. bisa tolong sampaikan padanya akupun sangat merindukannya, banyak hal yang ku ingin ia tahu. Aku aku bukan gadis kecilnya lagi, hmm.. aku sudah tidak memakai seragam putih merah lagi, hmm.. haha..., jadi dia tidak perlu lagi menjemputku, karna aku pun telah bosan menunggunya yang selalu terlambat, haha....(untuk bagian ini kau boleh menyensornya.. :D ).
Bu, sampaikan pada ayah kalau..., mmm... aku sangat menyayanginya... (ah, kenapa keberanian itu baru muncul sekarang. --") dan bisakah sebentar saja ia pulang? Bisakah sebentar saja kalian pulang? Bisakah kalian mengatakan padaku... kalian selalu mendukung setiap langkah yang ku ambil?
Ku kira cukup, Jika nanti rindu itu kembali mungkin aku akan menulis lagi padamu....
nb: maaf bu surat ini tidak romantis.. aq mempelajarinya darimu.... jangan salahkan aq.. :P.
Kertas lusuh ini kulipat persegi lalu kumasukan ke dalam sebuah amplop biru muda.
Bu, suatu saat jika aq pulang akan ku letakan ini di pusaramu. Jika kau punya waktu bacalah.... aku akan sabar menunggu kehadiran kalian. Ingatlah, aku sudah terbiasa menunggu lama tanpa kepastian, aku mempelajarinya dari ayah...haha... mm..., kapanpun kalian sempat kunjungi aku, kalian tak pernah terlambat....
Awalnya ku harap kalian menjadi bintang.. hingga bisa ku kunjugi setiap malam.. tapi kemudian aku sadar.. mana mungkin kalian dijadikan bintang.. menggantung di langit dan saling berjauhan beratus-ratus tahun cahaya..? apa tidak kesepian?
jadi, tak apalah nampak konyol. toh tidak setiap hari..hehe.. Read More..
Menulis surat seperti ini terlihat sangat konyol....err...., tapi siapa tahu suatu saat bisa ku kirim... :)
Kepada Ibunda Tercinta
di Tempat paling istimewa.
Surabaya,14 Juli 2010
Ibu,tahukah kau aku telah menjadi dewasa (kurasa..) jauh berbeda dari terakhir kau melihatku, 3 tahun yang lalu, dimana seluruh keegoisanku mampu menghancurkanmu, keenggananku merapuhkanmu.. yang hingga kini hanya mampu kusesali karna maaf itu tak pernah sempat kubagi padamu, aku terlalu sombong dengan kasih sayangmu, berpikir tanpa maaf kau akan selalu menyayangiku. Dan tentu saja, memaafkanku dalam diam atas kesalahan yang ku abaikan....
Ibu, sedikit sulit bagiku untuk melangkah sendiri.. selama 3 tahun ini aku tertatih, berusaha menyusun mimpiku sendirian. Bukannya aku tak menyerap tentang kemandirian yang kau dan ayah ajarkan, hanya saja aku tak bisa menutup mata dan telinga saat melihat orang tua teman-temanku mendukung anaknya, aku pun ingin mendengar kalian mengatakan hal serupa seperti:
"nak.. semua keputusan ada di tanganmu karna engkaulah yang menjalaninya. Tapi kau selalu tahu kami selalu di belakangmu, mendo'akan dan mendukungmu.. majulah..tak ada yang perlu kau khawatirkan.."
Atau bahkan ini:
"Terserahlah, ayah dan ibu cuma bisa kasih restu." (ini agak gak enak..haha.. -,-")
Aku hanya menginginkan restu kalian, karena ini tak seperti lego yang dulu kau belikan. Aku hanya membutuhkan imajinasiku untuk membuat entah itu robot, truk, atau rumah. Jika pada akhirnya aku malah tidak membuat bentuk apapun, aku hanya perlu membongkarnya dan menyusunnya kembali tanpa perlu khawatir akan ada yang kecewa karena aku ternyata tidak membuat apa-apa. Namun ini hal yang berbeda, sedikit saja fondasiku melenceng lalu kutemukan akhir yang tidak kuharapkan, aku tidak bisa begitu saja membongkarnya karena ini dibangun dari pengorbanan orang banyak, sedikit saja di bongkar maka aku secara tidak langsung akan menyakiti mereka. Karenanya, pada setiap langkah yang ku ambil terselip ribuan rasa takut. Tak dapat kupungkiri, aku membutuhkan kalian... (sangat..) setidaknya, dengan restu kalian aku akan dapat melangkah dengan lebih berani.
Bu, tahukah kau ketika semua hal di dunia ini mulai sangat tidak ramah, aku hanya ingin membenamkan diri pada kedua lenganmu? sama seperti saat aku merasa takut kala menemukan diriku terbangun sendirian di kamar saat pertama kali aku memiliki kamar sendiri. Aku tidak peduli apapun, aku hanya ingin memelukmu ibu hanya itu... jadi.. bisakah kau pulang sejenak untukku?
Bu, apa ayah disampingmu? ah pasti iya.... Mm.. bisa tolong sampaikan padanya akupun sangat merindukannya, banyak hal yang ku ingin ia tahu. Aku aku bukan gadis kecilnya lagi, hmm.. aku sudah tidak memakai seragam putih merah lagi, hmm.. haha..., jadi dia tidak perlu lagi menjemputku, karna aku pun telah bosan menunggunya yang selalu terlambat, haha....(untuk bagian ini kau boleh menyensornya.. :D ).
Bu, sampaikan pada ayah kalau..., mmm... aku sangat menyayanginya... (ah, kenapa keberanian itu baru muncul sekarang. --") dan bisakah sebentar saja ia pulang? Bisakah sebentar saja kalian pulang? Bisakah kalian mengatakan padaku... kalian selalu mendukung setiap langkah yang ku ambil?
Ku kira cukup, Jika nanti rindu itu kembali mungkin aku akan menulis lagi padamu....
Tertanda
-Aku-
-Aku-
nb: maaf bu surat ini tidak romantis.. aq mempelajarinya darimu.... jangan salahkan aq.. :P.
Kertas lusuh ini kulipat persegi lalu kumasukan ke dalam sebuah amplop biru muda.
Bu, suatu saat jika aq pulang akan ku letakan ini di pusaramu. Jika kau punya waktu bacalah.... aku akan sabar menunggu kehadiran kalian. Ingatlah, aku sudah terbiasa menunggu lama tanpa kepastian, aku mempelajarinya dari ayah...haha... mm..., kapanpun kalian sempat kunjungi aku, kalian tak pernah terlambat....
Awalnya ku harap kalian menjadi bintang.. hingga bisa ku kunjugi setiap malam.. tapi kemudian aku sadar.. mana mungkin kalian dijadikan bintang.. menggantung di langit dan saling berjauhan beratus-ratus tahun cahaya..? apa tidak kesepian?
jadi, tak apalah nampak konyol. toh tidak setiap hari..hehe.. Read More..